Love in book store
“kalau saja dulu aku menjauh mungkin tak akan sesakit ini. Toko bukulah yang membawaku bertemu dan membawa pergi hatiku hingga tak kembali” (flashback)
~~~~~~
“zzttt….zzztttt….zzztttt”
getaran handphone bertanda ada sebuah pesan.
“Assalamualaikum,
good morning motivatorku. Semangat yah untuk hari ini ” isi pesan tersebut.
Fira seorang lelaki yang kini mampu menyinggahi relung hati seorang perempuan
yang tak disangkanya. Seorang gadis yang mulai beranjak dewasa, yang
setiap harinya penuh canda tawa serta penuh semangat inilah yang menyukainya.
“vhia” namanya, gadis yang menduduki bangku tiga SMA ini mulai menaruh hati
pada lelaki tersebut. Karna baginya Firalah yang benar-benar menjadi motivator
hidupnya dan dialah orang yang mampu mempertahankan keceriaannya setiap hari,
namun sayang Fira hanya menganggapnya kakak ataupun seorang teman yang tak bisa
dirasakan lebih seperti yang vhia rasakan padanya.
Malam kini menyapu kesepiannya, bintang-bintang dilangit menampakkan
keindahanya. Subhanallah. Sebait puisi di buatnya mengungkapkan segala
perasaannya akan hati yang berbunga. Menikmati dengan alunan nada sendu,
semilir angin malam, menjatuhkan semua perasaanya. Airmatanya tertahan, ia tak
ingin merusak indahnya malam itu. Sampai akhirnya Fira mengirimi sebuah pesan
yang mampu membuatnya kembali terbang.
“Assalamualaikum,
good night motivator cantikku” , sontak wajah vhia pun memerah, gemetar jarinya
membalas pesan itu. Satu pesan yang ditunggunya.
“waalaikumsalam,
good night too motivator gantengku” balasnya. Tersenyum manis sendiri dibawah
kerlapan bintang malam. Sebuah pesan singkat yang terlihat biasa,
sederhana namun mampu mebuat hatinya bergetar-getar. Seketika bintang
dilangitpun mengelipkan cahaya ke sudut wajahnya, seolah-olah bintang itu
adalah Fira yang melihatnya dari kejauhan.
“
huu, bête nih” balas Fira
“hah
? sms aku karna lagi bête ? hmmmm, ngapain aku terbang tinggi-tinggi kalaupun
ternyata begini, uda pede aja.” ucapnya dalam hati, menyesal.
“bête
kenapa ?” tanggap Vhia membaik.
“iya,
tadi karna sendirian di toko buku” balasnya singkat setelah 30 menit vhia
membalas.
“loh
? malam-malam gini ? emang gak sama temen ?” respon vhia.
“iyah,
lagi nyari novel. Enggak, mereka lagi pada sibuk jadi sendirian deh . Tapi gak
papa, jadi gak ngeganggu. Hehe”
“hoalah…
dasar. Gak bilang-bilang sih. Aku mah baru mau besok kesananya. Hihi” balas
Vhia
“besok
? sama siapa ? mau ikut dong” balasnya cepat.
“iya
besok, kemungkinan besar sih sendirian. Mau ikut ? seriusan ?” tanyanya, dengan
wajah memerah.
“iyah
seriusan. Beneran sendiri nih kenapa gak ngajak temen ?”
“udah
aku ajak, tapi mereka lagi sibuk. Yasudah aku sendiripun jadi. Hahahaa.”
“okedeh,
aku ikut yah. Mmm, janjian dimana dan jam berapa ?”
“terserah,
siangan aja sekitar jam sebelasan.”
“okeh,
jam sebelas. Di depan mall matahari” putusnya.
“siipp”
Balasan pesan itupun terhenti sampai disitu, berdegup hatinya, bergetar
tubuhnya, tak sabar menantikan hari esok bersamanya. Akan tetapi, ia tak ingin
terlalu besar berharap karna ia takut itu hanyalah mimpi baginya untuk malam
ini, bukan nyata untuk esok hari. Menyimpan senyuman bahagia untuk esok, agar
tak menjadi buaian belaka. Menyimpan hatinya dengan baik agar tak terlalu
sakit, jika pesan itu adalah palsu.
Hari pun semakin gelap, Vhia mengistirahatkan tubuhnya dan membaringkannya di
atas kasur yang empuk. Mengistirahatkan pikiran serta hatinya. Lelah. Mungkin.
Sudah bermain hatinya, memanjakan pada pria itu. Pria yang tak mengetahui bahwa
ia begitu menyukainya.
Dan pagi pun tiba, seruan adzan subuh berkumandang. Vhia pun terbangun dan
bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Menggelitik
tubuhnya, air sejuk itu mampu menusuk kulitnya “bbrrrrr”dinginya. Hari tlah
berlalu berganti hari baru, dan tentunya semangat yang lebih untuk hari ini
bagi Vhia. Wajahnya penuh ceria, bola matanya bertaburan pelangi, bibirnya
tunjukkan senyuman manisnya, bertanda siap untuk acara hari ini.
“selamat
pagiii. Semangat yah untuk hari ini ” pesan singkat yang dikirim Fira untuk
Vhia.
Setiap hari Fira selalu memberikan semangat meski melalui sebuah pesan singkat,
akan tetapi buat Vhia itu sudahlah cukup membuat hatinya nyaman. Hah ! Fira.
Slalu saja tak hentinya membuat bibir Vhia tertarik manis. Dengan Firalah Vhia
merasakan hidup dikala orang tuanya tak berada disampingnya, dengan Firalah
Vhia mampu mengerti apa itu Cinta, kasih sayang, perhatian, kepedulian,
kedewasaan dan kesabaran. Tiada hentinya Vhia bersyukur. Vhia bahagia,meski
orang tuanya tak pernah mengajarkannya hal itu tapi ia mempunyai orang yang
tepat meski melalui perantara hati. Allah-lah yang mengirimkan Fira
kehidupannya, membuat Vhia menjadi sesosok wanita yang tegar. Ia mampu menutupi
kekesalannya, kesedihannya dengan canda tawanya. Fira ! yah, Fira yang mampu
mempertahankan senyuman manis Vhia. Vhia tak pernah peduli akan keluarganya yang
seperti apa, kurangnya kasih sayang. Tapi buat Vhia berada didekat Allah jauh
lebih nyaman, dan juga berada di dekat Fira. Walaupun ia sadar bahwa akhir
nantinya ia tak akan bersamanya.
Jam berputar cepat, mataharipun semakin terik, tepat pukul sepuluh siang Vhia
sudah siap untuk pergi ketoko buku hari ini. Berpakaian gamis berwarna hijau
sepadu dengan abu-abu dan berjilbab dengan warna senada membuatnya lebih
percaya diri. Tas selempang hitam-merah melengkapinya. Cantik
“hey,
gimana jadi gak ?” satu pesan singkat dari Fira
“jadi,
ini uda siap. Tinggal berangkat.” Balasnya
“oke
deh, nanti kalau sudah di depan mall sms yah”
“siipp”.
Untuk mencapai tujuan tempat perjanjiannya dengan Fira, Vhia harus menempuh
waktu yang terbilang cukup lama karena jarak rumah yang jauh dari lokasi.
Sekitar 45 menit Vhia menghabiskan waktu perjalanannya ke tempat janjian. 45
menit pun berlalu, Vhia tiba di tempat.
“aku
uda di depan mall nih”. Smsnya. Menunggu sendiri, berdiri ditengah keramaian,
dengan polusi-polusi yang bertaburan diudara hanya untuk si ganteng-merah.
“ttiiiiinnn”
tiba-tiba terdengar suara klakson dari arah belakang Vhia. Ia pun menolehkan
wajahnya ke sumber bunyi tersebut dan “jjeeennnggg, jeeennnngggg”. Fira !
“ayo
naik,”ajaknya
“ooowww…ooowww”
ucapnya dalam hati, terdiam.
“aayyoo,
naik”. Ajaknya kembali. Vhia pun langsung menaiki motornya tanpa berkata dengan
duduk menyamping. Berdegup hatinya, telapak tangannya basah. “ah, ini serius?”
gumamnya. Ia merasakan ini seperti mimpi. Terkejut. Kaget. Tak menyangka akan
benar terjadi.
Sepanjang perjalanan Vhia tak pernah mau memulai bicara, ia memutar musik di
Hpnya dengan headset dan membiarkan Fira fokus mengendarai. Sampai akhirnya
Firalah yang duluan memulai bicara.
“emang
biasa sendiri ke toko buku ? tanyanya.
“enggak
juga, ini kebetulan aja sendiri. Karna temen-temen yang lainnya lagi pada
sibuk. Eh tapi tapi, enggak sendiri deh. Kan ada kamu yang mau nemenin”
jawab Vhia mencoba mencairkan suasana.
“haha,
bisa aja”
“iya
dong,”
“oh
iya, uda makan ? tanyanya kembali.
“uda
tadi pagi mah.” Berusaha untuk tidak gugup ataupun salting padanya,.
“yaaah,
sama itu mah, oke deh.” Hanya mampu mengeluarkan kata itu supaya tak membuatnya
jenuh. Vhia pun kembali menikmati alunan nada-nada yang terputar di mp3 Hpnya,
dan lagi-lagi membiarkan Fira fokus mengendarai motor. Ditengah perjalanan Fira
bertanya kembali untuk memastikan
“mau
ke toko buku mana ? PCP atau JCC (salah satu pusat pembelanjaan yang terdapat
toko buku di dalamnya)”
“terserah
kamu saja, aku mah ikut aja.” Ucapku dengan bingung.
“yah,
jangan gitu dong”
“yaudahlah
yang deket aja,” putusnya
“oke,
berarti di PCP.”
“yohii…”
Setelah sampai di PCP, Vhiapun turun dan menunggu Fira di depan pintu masuk.
Fira memakirkan motornya di parkiran. Tak lama iapun datang dan “yyyuuuukkk”
mereka bergegas ke lantai 2. Bercanda-canda sepanjang jalan menuju
kharisma-toko buku. Candaan-candaan itu adalah candaan sederhana bahkan biasa,
tetapi mereka menikmatinya saja. Maklum. Tak lama mereka pun tiba di
tempat.
“aku
kesana yah” ucap Vhia menunjuk kearah perkumpulan buku tentang agama.
“iya,
aku disini” jawabnya terhenti di perkumpulan novel. Berselang 20 menit Vhia
menemukan sebuah buku yang bercover warna hijau “karena kita begitu berharga”
Vhia menyukai buku ini dan iapun mengambilnya. Lalu Fira datang menghampirinya.
“eh,
ada novel bagus tuh” katanya.
“dimana
?” tanyanya penasaran.
“itu,
disitu. Bagus deh.” Menunjuk ke tempat yang dimaksud.
“ini
?” vhia mengambilnya.
“iya
ini, ceritanya bagus” Firapun menjelaskan inti dari cerita tersebut. Vhia hanya
membacanya sejenak, membolak-balikan bukunya kemudian pergi. Jahat.
“yaudah,
aku kesana ya” ucap Fira melemas dan pergi kearah perkumpulan buku tentang
komputerisasi. Merekapun mencari-cari buku yang disukainya, Fira masih tetap
membaca, dan Vhia sudah mendapatkan dua buah buku yang bagus baginya. “karena
kita begitu berharga” dan “andai aku jalan kaki” tetapi vhia pun tak lupa
membeli juga novel yang Fira suka tadi “sang novelis. Vhia tak begitu
menyukainya, tetapi ia membeli untuk di berikan kepada Fira. Setelah itu ia
menghampiri Fira.
“masih
betah disini atau mau pulang ? “ tanyanya mendekat.
“emang
uda dapet bukunya ?” balas menanya.
“udah
nih,” menunjukkan bukunya.
“oh,
yaudah. Pulang aja deh yah, lagian uda haus banget nih.” Katanya tersenyum dan
vhia bergegas ke kasir untuk membayar bukunya.
“ciieee,
ada yang seneng tuh kayaknya.” Sindir Fira
“hah?
Aku ? haha. Iya dong, kan uda dapet novel baru” jawabnya sambil membuka
bungkusan plastik novel itu.
“sekarang
mau kemana nih ?”
“sekarang,
terserah kamu, yang penting tujuan utamanya uda” lagi-lagi vhia hanya mampu
menjawab ‘terserah’.
“ish,
dari tadi terserah mulu.” Betenya
“esh,
maaf maaf”
“belum
makankan ? gimana kalo makan dulu?”ajaknya.
“iy….yaudah.”ucap
Vhia sedikit gagu. Merekapun pergi ke lantai satu untuk makan bersama.
Setibanya di tempat makan itu. “mau makan apa ? Tanya Fira memandangi menu
makanan di depan di baris belakang.
“apa
aja, asal jangan nasi yah. Masih kenyang”
“mmm,
apa yah?” bingung.
“kamu
mau makan apa ? samain aja deh”
“okelah,
burger sama mocca float aja deh, gimana ?”
“yaudah”.
“sippp,
kamu tunggu disini, biar aku yang pesen.” Tak lama iapun datang membawa
sebuah nampan berwarna coklat dengan makanan yang mereka pesan.
“sini
aku yang bawa” vhia mengambil nampan tersebut.
“nih,
hati-hati yah. Kita makan diatas aja.” Katanya.
Terduduk manis berhadapan. Menikmati sekali suasana itu tapi sayang mereka tak
banyak bicara, karena tak tahu apa yang harus dibicarakan. Sehingga vhia fokus
dengan minuman serta bukunya dan Fira, Fira hanya menikmati minumannya sambil
memandangi parkiran dibawah. Selesainya. “mau langsung pulang ?” Tanya Fira.
“iyah,
kan belum shalat dzuhur.”
Tanpa mereka sadar hari berlalu begitu cepat, tak merasakan yang lebih kala
itu. Mereka terlalu canggung, terlalu diam, terlalu bingung. Vhia tak ingin
hari ini berlalu, ia ingin hari ini diperlambat. Ia masih ingin menikmati hari
kesenangannya bersama pria itu. Kesenangan yang sudah lama tak dirasakannya
setelah keluarganya tak pedulikannya lagi. Sepanjang perjalanan pulang, mereka
tak banyak bicara. Terdiam semua. Fira mengendarai motor begitu cepat, tak ada
rasa takut Vhia rasakan. Ia menikmatinya dengan santai. Meskipun hatinya
sebenarnya tak ingin berhenti sampai disini, karna ia berfikir tak akan ada
lagi hari seperti ini dengannya. Sedih. Namun Vhia berusaha menutupinya.
“mau
diantar pulang ?” tawar Fira.
“gak
usah, sampai tempat tadi aja”.
Sesampainya
di mall tadi, iapun turun dari motor merah itu.
“makasih
buat hari ini, makasih uda mau nemenini dan makasih atas tebengannya.” Ucap
Vhia tersenyum.
“iya,
iya sama-sama. Makasih juga yah.”
“haha,sip,
sama-sama dan ini….” Vhia memberikan novel yang disukainya.
“apaan
nih ? buat aku ?” tanyanya kaget.
“novel,
iya buat kamu.”
“ha
? seriusan ?”
“iya,
yaudah aku duluan yah, hati-hati. Assalamualaikum,” bersalamn dan pergi
menuju angkutan umum untuk pulang.
“iya,
hati-hati juga. Waalaikumslam.” Pergi membelokkan motornya.
“ya
Allah terimakasih untuk hari ini, hari pertama aku bersamanya, hari yang sudah
membuat hati ini semakin mendalam. Meski nantinya bukan denganku tapi
setidaknya aku bisa merasakan getaran yang sama. Terimakasih ya Allah, aku
bahagia sekali, walaupun hari ini berlalu begitu cepat. Alhamdulillah ” Ucapnya
dalam hati.
Ia pun menikmati perjalanan pulangnya, memutar lagu-lagu di hpnya dengan
headset yang melekat di telinganya menenggelamkan suasana hari ini, terlihat
wajahnya begitu ceria. Sedang asiknya membaca dan mendengarkan music, tiba-tiba
hpnya bergetar bertanda ada sebuah pesan dan itu adalah dia ‘FIRA”
“hey
cantik, makasih banyak buat novelnya, gak nyangka bakalan ngasih ini ke
aku.sekali lagi makasih yah, baik banget :*” isi pesan tersebut. Vhia pun
trsenyum sendiri membaca dan membalas pesan darinya. Hah, semakin main perasaan
Vhia akan hatinya. Diberikan emotcion seperti itu yang membuat Vhia merasa
special.
“iya
sama-sama, seharusnya aku yang bilang makasih, karna uda nemenin ke toko buku.
Jangan lupa shalat” Balas Vhia simpel.
Fira terlihat senang dengan buku pemberian Vhia. Alhamdulillah, semoga ia mampu
menjaganya dengan baik, yang tak seperti hati Vhia yang tak di jaganya dengan
baik.
“makasih
banyak buat hari ini, aku sayang kamu. Andaikan kamu tahu itu” menuliskan di
sebuah lembaran kertas dibuku diary Vhia.
Senjapun mulai nampak, menandakan hari berganti gelap. Selesai sudah hari itu.
Hari yang akan mengenangkannya. Hingga sore berganti malam, mentari berganti
bulan, Vhia tertidur pulas malam itu. Bahagianya ia hari ini. Biarkan
tempat-tempat tersebut menjadi kenangan indahnya.
Kayaknya gue tau nih kejadian ini :p
BalasHapusKejadian apa yaaa ? :p
BalasHapus