Ketika hujan semua bersorak
Hujan terus mengguyur kota, suasana
menjadi lebih dingin. Berbagai macam selimut ku kenakan menyelimuti tubuhku
yang gemetar kedinginan. Sampai aku terbangun dari lelapnya tidur karena jam
bekerku berdering "kring kring kring" dan itu tepat pada pukul 2 dini
hari. berjalan sempoyongan ke kamar mandi untuk membasuh muka dan aku pun
berwudhu, ku baringkan sajadah hijau diatas lantai, lalu ku kenakan mukena
putih di tubuhku.
Mendirikan
shalat malam, mendekatkan diri kepada Allah swt, memohon ampunan, memohon
pertolongan serta petunjuk-Nya. Selepas shalat, aku membuka sebuah buku yang
akan di pelajari nanti di sekolah. kimia ! yah kimia ! karna hari itu akan ada
ulangan kimia ! oowww,, berfikir "akan botak kepala ini".
kalian tau kenapa demikian ? mungkin terdengar lucu, tapi aku rasa seperti itu
bahkan mengebul macam asap kendaraan. Alasan pertama dan yang menguatkan adalah
karna jadwal yang begitu padat, satu PM fisika pagi, ditambah nanti pun ada
pelajarannya plus peer yang belum aku mengerti, kedua ulangan kimia, ketiga
persentasi bahasa inggris dan terakhir tugas sejarah yang harus dikerjakan
semua (lembar kerja siswa) dan keempat PM bahasa indonesia sore belum lagi di
tambah rapat organisasi untuk suatu acara yang akan di adakan dekat bulan ini.
huft . Terkadang aku tak ingin mengeluh karna aku tau pasti akan ada yang lebih
dari ini, tapi di sisi lain aku lelah , capek, segala macam yang melibatkan
energi otak serta tubuhku tersita. Sudah tak ada lagi waktu untukku
bermain-main. Maklum saja tinggal menghitung bulan aku telah beranjak ke
jenjang yang lebih tinggi. Maka dari itu, setiap detik yang ku lewati
dimanfaatkan dengan baik agar tak terbuang dengan percuma.
Fokus, berlatih soal dengan berbagai macam rumus yang ada, benar-benar menguras
habis otak ini, semua anggota tubuh ikut bermain hingga organ dalam pun ikut
merasakannya. Hemm. Luar biasa efek pagi hari . Semangat masih berkobar,
semangat untuk mencapai nilai yang memuaskan. Tak sadar adzan subuhpun
berkumandang, akupun bergegas mandi dan berwudhu, lalu melaksanakan shalat.
Uuhhh gemetar tubuhku, air sejuk itu menggelitik sekujur tubuhku. Dingin
sekali. Subhanallah. Setelah selesai shalat, tersisa waktu 20 menit sebelum
berangkat ke sekolah, menyiapkan bekal tanpa sarapan pagi kemudian membersihkan
beatam ku (panggilan sayang buat motor).
"jangan
lupa sarapan dulu mba." kata ibu
"aku
bawa bekal bu, pagi ini aku ada PM" sahutku. Ibu hanya mengingatkan ku
supaya sarapan dahulu setelah itu langsung pergi ke pasar -,-"
huuff... hanya waktu senggang aku bisa berbincang dengan ibu. Waktuku habis
untuk melakukan kegiatan yang lain, jarang sekali di rumah. Seperti anak yang
tak ingat orang tua.
Tepat pukul 05.10 menit aku berangkat ke sekolah, berpamitan ke ayah dan
mencium tanganya.
"aku
berangkat, assalamuallaikum"
"iyah
hati-hati, waalaikumsalam".
Dengan kecepatan stabil mencapai 50 km/jam aku mengendarai motor. Sorot lampu
terlihat terang tertuju pada jalan yang masih gelap. Angin-angin segar masih
terhirup menyejukkan organ pernapasanku. Angin ini sejuk sebenarnya. Ketika aku
dalam bahagia yang selalu menarik bibirku untuk tersenyum manis. Sisa embun
semalam pun masih melekat di dedaunan. Jaket tebal yang ku kenakan pun mampu
menembus kulitku karna udara yang begitu dingin.
“subhanallah,
dinginnya menggelitik. Brrrr….” Ucapku saat mengendarai motor.
Udara pagi memang begitu segar belum terlalu banyak polusi-polusi yang mengepul
di udara yang hanya membuat dada ini sesak. Maka, saat itulah aku sangat
menyukai pagi hari. Selain itu akupun menyukai sore hari terutama saat senja
tiba ditambah lagi ketika rintikan hujan membasahi bumi. Bermain otakku, hatiku
disitu larut dalam suasana yang bisa membawaku melayang. Aku rasa disitulah
anugerah Tuhan (Allah swt.) yang begitu sempurna diberikan kepada hambanya.
Setibanya disekolah hanya terlihat segelintir orang yang sudah datang menduduki
bangku dikelas. Masih sepi, sunyi, bahkan lampu-lampu yang menerangi setiap
sudut ruangan masih menyala, kabut-kabut pun masih menyelimuti, sehingga untuk belajar
pun terasa nyaman .
“Assalamualaikum
“, aku mengucap salam di ujung pintu kelasku.
Lalu,
teman-temanku yang masih dapat ku hitung jumlahnya menjawab salamku dan
kemudian tersenyum.
”pagi
vhiaa..”, sapa salah satu temanku.
”pagi juga
syifaa”, balasku dengan senyum.
Aku kemudian
meletakkan tas dan barang-barang bawaanku di meja.
”pagi,
malaikat tahajudku..”, salah satu teman wanitaku menyapa.
”pagi peri
senyumku,,”, balasku lagi dengan senyum yang semakin melebar.
Sapaan serta senyuman hangat dan manis itu slalu terpancar setiap paginya,
melalui keduanya itulah aku dan teman-teman berbagi semangat dengan begitu akan
lebih mudah menyerap pelajaran.”senyum itu laksana magnet yang mampu menarik
perhatian bagi yang memandang dan senyuman yang diberikan dengan hati yang
tulus akan memberikan energi positif bagi orang yang tersenyum dan senyum mampu
menumbuhkan semangat serta memancarkan ketulusan hati.” itulah yang ku
dapatkan dari sebuah buku yang menginspirasiku untuk slalu tersenyum dan
membaginya kepada orang lain. Ingatlah kawan ”senyummu dihadapan saudaramu
adalah sedekah” (HR.At-Tardmidzi, ibnu Hibban, dan Al Baihaki).
****
Waktu berputar cepat, jam menunjukkan pukul 07.00, bel masuk pun berbunyi. Jam
pelajarn pertama dimulai, sejarah yah sejarah! Setelah tadi pendalaman materi
berpusing-pusing dengan berbagai rumus fisika sekarang harus kembali
mengekstrakan otakku untuk berfikir. Resikopelajar bukan ? haha. Tak apalah,
setidaknya bisa mengistirahatkan sejenak dari rumus-rumus yang menghantui itu.
Tak berlalu lama untuk pelajaran ini, karena kebetulan gurunya sedang izin
tidak masuk, hanya saja diberikan tugas yang membuat bibirku tersenyum lebar.
”luar biasa,”
ucap teman sebangkuku.
”luar biasa
menggila” lanjutnya
”haha, nikmatin
saja, untung aku sudah mengerjakan walaupun beberapa ada yang belum” sahutku
”weiiisss,
super sekali mba vhia ini” guyonnya menghiburkan diri.
”kalau dibawa
stres kasian otaknya, hari inikan memang lagi super” jawabku sambil mengerjakan
tugas yang harus diselesaikan hari itu juga.
”iyee, semoga
tidak begitu menjenuhkan”
”amiinnn.”
(45 menit
berlalu, melanjutkan kembali pelajaran selanjutnya yakni bahasa inggris.)
”persentasi,
persentasi” teriak Budi sambil berjalan dari tangga.
”mari
persentasinya mas.” sahut Ria dengan logat jawanya.
”bug,bug,bug”
semua terlihat panik, gelisah, tapi aku ? biasa saja, seperti tidak
menikmatinya. Memang benar. Aku tidak begitu menikmati, karena aku kurang
menyukainya.
”thankyou for
your attention , assalamualaikum warokh matullohi wabarokatuh” ucap kompak dari
kelompok terakhir.
******
Usai sudah pembelajaran hari itu. Semua berlalu cepat, antara menikmati dan
tidak, tapi berharap memuaskan hasilnya. Amin. Setelah seharian berfikir keras
menghabiskan energi yang lumayan banyak, sorenya kelasku mendapat giliran
pendalaman materi kembali yaitu bahasa indonesia. Di PM yang satu ini selalu
mencoba membangkitkan semangat kembali yang sebelumnya sempat memudar, karena
sebelum memulai belajar selalu ada sebait kata motivasi yang dituliskan di
white board ataupun yang terucap dari salah satu guru favoriteku.
Terlihat semua melesu, wajah-wajahnya kucal, seperti habis mengangkat beton
yang berkilo-kilo. Sedikit berlebihan. Haha. Saluran motivasi-motivasi yang
diberikan slalu menyentuh hati dan mengunggah fikiran setiap siswanya. Tanpa
sadar perlahan rintikan hujan tiba, kembali membasahi dedaunan yang menghijau.
Perlahan, perlahan sampai akhirnya hujan pun turun dengan derasnya dan sontak
semua bersorak ”HOREEEEEEEEE”.
Hujan itu seperti menggantikan energi yang sudah hilang seharian ini, hujan itu
seperti mengembalikan kembali semangat yang memudar itu. Semua bersorak
gembira, wajah mereka kembali berseri.
”alhamdulillah,”
ucapku tak lupa bersyukur.
”alhamdulillah.
Yee..yee...yeee” sahut salah satu temanku.
”huuuuhuyyyyy”
Nampak aneh dan seperti anak kecil memang, tapi mungkin inilah salah satu media
terhebat untuk mengutarakan kejenuhan hari ini, kepenatan hari ini dan
kelelahan hari ini yang sudah menguras habis kerja otak. Seusai pendalaman
materi semua teman sekelas keluar dan menikmati hujan itu bersama di tengah
lapangan. Terlihat berlebihan bukan ? yah, tapi inilah yang akan terukir
menjadi sebuah kenangan hebat yang takkan terlupakan.
#missputihabu~ @sagita_deskia
Komentar
Posting Komentar