SURAT TERSIMPAN (part 1)


     SURAT TERSIMPAN

          Angin tetap pada posisinya. Menderu merdu, menerpa setiap anggota tubuh, dan masuk kedalam rongga kecil melalui pori-pori kulit, lubang hidung hingga bersangkar di paru-paru dan keluar kembali menjadi gas beracun. Langitpun tetap pada posisinya, terus memberi pesona indahnya yang tak pernah sekalipun mata beranjak pergi menatapnya. Awan gelap,awan putih slalu menjadi teman kapanpun dan dalam suasana apapun. Betapa hebatnya ciptaan-Nya :).
          Mentari mulai beranjak pergi dari cerahnya hari. Saatnya sang mentari beristirahat, berganti gemerlap cahaya bintang sebagai penerang gelapnya malam. Alam slalu berhasil menjadi media perantara pengungkap rasa ;', alam adalah teman yang paling luar biasa. Dan aku ? aku tetap pada posisiku yang senang mengandai. Merasakan kehidupan yang berbeda antara dimensi ruang dan waktu.
          Malam ini indah bukan, Sya ? lihat banyak bintang di langit sana, bahagia kan ? aku tahu kau pasti sedang menatap hal yang sama malam ini. ingatkah semasa kita bersama dahulu ? kita slalu pergi ke gedung bertingkat yang tak berpenghuni. Di tempat itu kita slalu naik ke lantai tertinggi supaya bisa melihat bintang lebih dekat. Ingatkan, Sya ?, manis ya. Entah kau masih melakukan hal itu atau tidak :), aku berharap kau menemukan seseorang yang tepat disana lebih dari aku.
          Sya, malam ini aku lagi memutar lagunya raisa 'mantan terindah'. Maaf, ya, Sya lagi-lagi aku ngingkarin janji, aku slalu gagal buat nahan airmata jatuh, Sya. Aku gak sekuat kamu, Sya, apalagi harus nahan kangen ke kamu. Aku gak bisa, Sya. Lagu ini, menjadi lagu favorit kita kan, Sya ? Kamu slalu suka kalau aku mutar lagu ini dan kamu slalu marah kalau aku ganti. hehe. Entah kenapa lagu ini jadi lagu terfavorit ya, Sya, padahal kita gak pernah punya mantan :D. Tapi, gak tau sekarang kamu gimana ya. Pasti udah banyak nih ya, mantan-mantanmu. *ups*
          Sya, Sya, kamu tahu gak ? aku masih nyimpen loh foto pangeran incaranmu itu. Pangeran hayalmu itu sekarang makin keren, Sya. Kemarin gak sengaja aku ketemu dia di toko buku favorit kita, Sya. Entahlah dia nyari buku apa, aku gak liat jelas dia ditempat buku apa, yaa kamu tahulah akukan slalu bermasalah dengan mataku. Hehe.
          Pangeranmu itu semakin banyak gaya, Sya. Gilaaaaa banget. Kamu inget kan dulu aku sebel banget pas kamu bilang kamu suka dengan pangeranmu itu ? Sekarang, Sya, aku baru tau kerennya dia. Haha. Maaf ya, Sya, aku sadarnya telat. Sya, maaf ya aku gak minta izin ke kamu dulu, kemarin aku diam-diam merhatiin dia dari kejauhan. Aku kepo, Sya, ketularan kamu nih. Terus, Sya, aku gak sengaja gitu ketempat dia, ternyata dia lagi baca buku yang gak pernah aku sangka dia bakalan baca buku itu. Tau gak, Sya. Buku apa yang dia baca ? Tebak, Sya, biasanya kamu tahu banget dia suka buku apa aja kan ? :p , komik ? bukan, Sya. Aplikasi komputer ? bukan juga, Sya. hukum ? ya, aku tahu dia suka banget di hukum tapi bukan buku mengenai hukum yang dia baca, Sya. Tau gak, Sya, dia baca buku-buku mengenai psychology. Bayangkan syaaaaaaaa. Itukan kamu banget ya ? hihii.
Ah, Sya, kalian cocok deh ;'). Lagi-lagi aku berharap kamu disini, Sya. Mergokin dia, ngepoin dia, semuanya deh hal-hal yang biasa kita lakuin dulu buat pangeranmu itu. Sekarang ? aku melakukannya sendiri, uda tertular kamu nih :3.
          Sya, kamu dimana? Ah, tapi gak penting deh. Dimanapun kamu semoga sehat slalu dan bahagia disana. ;") Sya, aku gak nyimpan rasa rindu ini sendiri kan? kamu juga nyimpan rindu yang sama kan? hehe.
          Sya, mengenai pangeranmu, kemarin juga aku memberanikan diri buat nyapa dia loh. Ini karna kekepoan aku yang kamu tularin. hehe.
"ruby?"
"iya, siapa ya?"
Ah, Syaaaaaaaaaa. Dia gak inget aku, Sya, kalau ada kamu pasti dia inget kamu deh ;'), nyesel nyapa dia duluan, Sya, kalau tau dia gak inget aku. Malu, Sya :(
Tapi, Sya, seketika kamu hadir dalam bayangku dan seakan menyuruhku buat melanjutkan kekepoan itu. Lagi-lagi aku memulai duluan dan melanjutkan perbincangan perkenalan :|
"ini gue, giska temennya marsya. Inget ?"
"Marsya?"
"iya marsya, temen satu SMA dan satu PMR dulu,  inget ?"




"Oh, iya iya inget. Maaf ya, pangling, jadi gak tahu."
"Iya gak papa"
"sendirian aja gis? Marsya mana? Tumben banget? Biasanya kemana-mana berdua, uda kayak permen karet nempel terus. Haha" ruby tertawa kecil
"Haha, ah bisa aja. Marsya ya ?" aku kembali mengingatmu, Sya ;', aku lagi-lagi berharap kamu disini;')
"iya marsya, kemana ?"
"ada kok, dia lagi malas keluar rumah, jadi sendiri aja deh." Maaf, Sya. Aku berbohong, aku berusaha menutupi semuanya, aku ingat pesanmu sebelum kamu pergi ;'),
"oh, kirain lagi marahan"
"haha, enggak dong kita berduakan uda soulmate bgt"
"Haha, iya tau"
"Oh, ya lanjut kuliah dimana by?"
"di universitas khusus psikologi gis, kamu?"
"waah, doyan psikologi juga ? kayak marsya aja deh. haha. Gue di slah satu univ swasta di jakarta. Deket lah dari rumah, gak jauh jauh :D"
"Marsya suka juga? dia kuliah dimana sekarang ? gak bisa jauh dari rumah apa gak bisa jauh dari marsya? haha. Ngambil jurusan apa gis?"
"iya, dimana-mana by :D. haha (tertawa kecil, mengalihkan pertanyaan). Dua-duanya sih lebih tepatnya, by. Sastra Indonesia dooong"
"waah, mau jadi sastrawan ya?"
"ya, enggak juga sih :D"
"terus?"
"belum tahu, By. Ngambil jurusan sastra karna emang suka, pengen mendalami bahasa indonesia"
"Oh, ya ya gue tau nih alasannya menjurus kemana."
"kemana? sok tahu nih"
"gue tau kok, lu doyan banget nuliskan. Dulu mading penuh sama tulisan-tulisan lu kan?"
"eh, baca juga?"
"gue kan slalu mengamati perkembangan mading gis"
"duh, jadi malu"
          Syaa, Syaa. Seru juga pangeranmu. Tapi, tenang, Sya aku cuma sekedar berbincang kok. Tuh, Sya, dia beneran masuk ke jurusan psikologi. Ah, kalau kamu disini pasti banyak yang diobrolin deh, apalagi sama-sama dijurusan psikologi. Kalian pasti lebih peka ya ;'), kamu peka gak, Sya sama aku yang lagi kangen kamu ? lebay ya, Sya, Maaf ya.
                                                ``````````````
          Setelah pertemuan itu berakhir, aku menyempatkan untuk meminta nomor handphonenya, Sya. Maksudku supaya bisa berkomunikasi dengan baik. Jadi, setelah kau kembali, aku akan berbagi banyak hal yang ku dapat dari pangeranmu. Pasti antusias sekali kamu, Sya. Aku percaya kok kamu pasti menyempatkan untuk kembali walau hanya sebentar. Sya, aku tahu kamu suka sekali burung merpati. Kamu slalu bercerita banyak hal dari seekor burung merpati. Kamu slalu mengaitkan banyak hal dengan burung merpati. Terpenting adalah masalah siapa yang datang dan yang pergi. Iya kan, Sya ? Aku percaya, Sya. Dari setiap perkataanmu aku yakin, aku percaya. Kamu sendiri yang mengajariku untuk percaya kepada seseorang yang sudah membuat nyaman. Iya kan, Syaa ? kamu uda buat aku jauh lebih dari kata nyaman, Sya. Aku sampai bingung harus mengartikan kita ini apa ;').
          Sya, sejauh apapun merpati itu terbang dan pergi meninggalkan sarang, ia pasti kembali meski hanya singgah sebentar ditempat lamanya. Iya kan, Sya ? Aku tahu kamu pasti seperti itu. Aku gak berharap untuk kamu selamanya disini, Sya. Aku tahu kamu punya kepentingan yang lebih penting dari pada harus bermanja denganku. Aku paham kok, Sya. Aku gak akan ngelarang kamu, pada dasarnya merpati juga ingin bebas kan, Sya. Hehe. Sahabat yang baik itu sahabat yang slalu support sahabatnya kan, Sya ? Berdo'a yang terbaik, semoga slalu dalam lindungan-Nya.
          Sya, apa kamu masih menatap hal yang sama ? Malam akan berakhir, Sya. Bintang-bintang dilangitpun mulai meredup. Mereka akan meninggalkan posisinya. Deru anginpun semakin kecang, Sya. Semakin dingin, semakin dingin jika terus mengingatmu dan tanpa hadirmu ditengah keramaian malam ini.
          Kenapa semua berjalan manis sih, Sya. Kenapa kamu ukir semuanya dengan manis, dengan penuh warna ? kenapa, Sya ? kenapa ? Kalau aku tahu kamu yang akan pergi, aku tak akan membiarkan semuanya berlalu begitu saja ;'). Benar ya, Sya. Kehilangan adalah hal yang menyakitkan ;'). Ah, tapi, aku gak benar-benar kehilangan kamu kan ? aku masih merasakan kamu disini kok, Sya. Seperti malam ini. Nyatanya aku sendiri, tapi sebenarnya aku tidak benar-benar sendiri, kamu merubah wujudmu menjadi buliran angin kan, Sya ? kamu slalu hadir setiap aku mengingatmu, kamu takut aku kembali menjatuhkan airmata kan, Sya ? kamu berusaha masuk dan menyentuhku, Sya. Dikekosongan ini kamu ada, Sya. Walaupun aku tak melihat wajah cantik aslimu.
          Sudah, semakin larut. Aku tahu kamu lelah, kamu istirahat ya,Sya. Jangan biarkan tubuh indahmu berubah menjadi tubuh sebatang lidi. Hehe. Makasih, Sya, sudah hadir malam ini. Aku slalu menunggu kamu disetiap malam, dimanapun, kapanpun, dan suasana apapun. Aku akan slalu berbagi denganmu, ditempat favorit kita, menatap hal yang sama. Sampai bintang dan bulan pergi meninggalkan posisinya. ;')

                   Selamat malam, Sya. Salam hangat dari Giska yang lagi rindu.
                                                12 desember 2013, diatas gedung brumi.

Komentar