“Jika kehadiran hanya perihal kekecewaan, lantas untuk apa dipertemukan ?”
Tahun-tahun yang panjang, untuk
mendedikasikan setiap waktu dalam kesendirian.
Lembaran kertas, alunan melodi sendu sudah menjadi teman bicara yang
mati. Kesendirian ini menguak tentang kenyamanan yang tak berujung. Sampai
seketika ia ada hanya untuk menghancurkan. Lantas untuk apa hadir dalam
kenyataan ? tak bisakah hanya sebagai ilusi atau mimpi ? agar kecewa tidak
terlalu menyakitkan.
Beranjak dari tahun-tahun sepi, tak
membuatku lupa tentang apa saja kejadian yang tlah terjadi di masa lampau.
Pahit. Sementara aku hanyalah tempat persinggahannya sesaat. Mungkin ini makna
sebuah kehadiran. Ada yang datang dan ada yang pergi. Bertahan atau melepaskan.
Mengingat atau melupakan. Sampai detik ini kehadiran hanya sebatas itu.
Sederhana, slalu ada yang tertinggal
setiap adanya kehadiran. Ia adalah kenangan. Tak selalu dengan yang manis
sampai yang pahit pun terbungkus rapih dalam kenangan. Unik. Mungkin ini alasan
beberapa orang senang tenggelam dengan kenangan. Begitu pun denganku. Tak
menyurutkan waktu untuk selalu mengingat kenangan. Meski terkadang membuat
perih ketika mengingatnya. Tapi, buatku mengingat kenangan adalah bagaoimana
aku bisa merasakan dan mengulas apa saja yang aku lakukan dimasa lampau. Dengan
siapa, bagiamana, dan kenapa sampai akhirnya sendiri dan menepi. Hai kenangan,
kau sangat baik tlah mengajarkanku kekuatan, bersahabat meski terkadang tak
terbendung dan menangisimu.
Berapa banyak tempat yang aku labuhkan
untuk menaruh semua hatiku. Dapat dihitung jari, dan semua sebatas kehadiran yang
sesaat. Basi ketika diantara mereka berbicara tentang sebuah kata yang
menurutku itu adalah kata yang seharusnya aku membuka hati yang baru.
“bertahan” apa yang kau tau dari makna itu ? aku menyadarinya ketika aku
benar-benar jatuh. Bagaimana rasanya aku sudah melabuhkan semua perasaanku
padanya dan percaya bahwa ia yang ku tunggu dari penantian sepiku. Namun
nyatanya apa ? ia mengajakku terbang bersama, membuat tahun-tahun sepiku
menjadi ramai. Mengubah kekosongan menjadi terisi perlahan. Dan apa yang kau
tahu, setelah aku menjatuhkan hatiku padamu ? kau membuat ku menjadi utuh.
Perempuan yang sepenuhnya merasakan jatuh hati. Dengan cintanya yang berbalas,
pengandaian yang berujung nyata, dan do’a-do’a yang terjawab.
Entah harus kuartikan apa ketika aku
mengenalmu. Bukan waktu yang singkat untuk dekat denganmu. Bukan hal yang mudah
aku membuka hati yang baru. Namun, nyatanya kau yang membuat hatiku patah. Lagi
dan lagi.~
Komentar
Posting Komentar