Perasaan alam~
Langitpun enggan bertatap, enggan
berkata, enggan memberi daya pesona. Langit biru iu memilih diam dengan sejuta
alasan, karena ia tahu alam akan tunjukkan pesonanya kembali. Meski, sekejap. Juntaian
warna yang tenang itu slalu berhasil masuk mengisi kehampaan. Perlahan, sampai
ia tepat menemukan tempat yang tepat. Melalui rongga kecil, masuk bersama
desiran angin yang berhembus memberi aroma baru. Malam slalu menjadi saksi,
saat rindu yang tiba mulai mengungkap diatas lembaran ketas putih. Enggan pergi
ataupun menghilang. Sejauh apapun, akan ada, akan slalu ada. Meski terbuang,
terlupakan, terabaikan. Semua bergerak menuju rongga hampa dan menempatinya
bersama rindu yang tersimpan.
Alam ikut bicara, memberi isyarat,
mendayu bersama irama jangkrik yang terdengar jelas ditengah keheningan malam. Angin
bergerak entah darimana, ia tiba. Tapi, saat ia menyentuh tanaman, dedaunan itu
seakan bernyanyi, mengiringi gelak tawa yang hancur terpendam.
Akankah cerita dimulai dengan ilusi ?
mimpi-mimpi yang hanya terbesit sekejap, namun mampu melumpuhkan suasana. Darimana
aku memulai merangkai kata dari kenangan disetiap caerita yang ada. Haruskah semua
yang tertulis itu hanya ada dalam dunia mimpi, dunia khayalku ? dunia yang tak
pernah ada dalam nyata, yang hanya mampu merusak ingatan, bahkan hancurkan
perasaan.
Dengan mimpi, satu persatu kata yang
tertulis adalah harapan. Harapan, bagaimana tulisan itu hidup di kenyataan. Bukan
lagi ilusi perusak, bukan lagi rangkaian menepi. Sampai suatu waktu tiba. Semua
berputar, bergerak statis, bergilir mengarungi kehidupan. Antara nyata dan
semu. Antara ada dan tiadanya. Antara satu dengan yang lainnya. Antara aku,
kamu, dia ataupun mereka.
Dimana
semua akan seperti sungai, yang membiarkan airnya mengalir, walaupun tersendat.
Membiarkan menempuh jalannya untuk sampai disatu titik yang dituju. Laut. Diamana kan ada ilusi seperti ini , “ jutaan
insan, slalu menanti dibalik hujan reda. Pelangi”.
Dan disini sisi seni kehidupan yang
Tuhan titipkan dan lukiskan. Sesuatu yang tak ada akan menjadi ada, semua pun ikut
terlukis. Serta alam akan menjadi media perantara, yang menjadi instrumen
pelengkap dibalik cerita dan ikut merasakan semuanya. Tertulis maupun tidak. ^^
Komentar
Posting Komentar